Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak memuji zam-zam, dan beliau menyebutnya sebagai makanan. Dalam hadis dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّهَا مُبَارَكَةٌ إِنَّهَا طَعَامُ طُعْمٍ
“Air ini berkah, air ini adalah makanan yang mengenyangkan.” (HR. Muslim 6513, Ibnu Hibban 7133 dan yang lainnya).
Karena itu, yang dilarang adalah menggunakan air zam-zam untuk kegiatan yang bentuknya menghinakan air zam-zam. Seperti untuk bersuci setelah buang air besar maupun kecil.
Al-Buhuti mengatakan,
وكذا يكره استعمال ماء زمزم في إزالة النجس فقط؛ تشريفا له ولا يكره استعماله في طهارة الحدث
Demikian pula, tidak boleh menggunakan zam-zam untuk membersihkan najis saja. Dalam rangka memuliakan zam-zam, dan tidak masalah jika digunakan untuk bersuci dari hadats (wudhu). (Kasyaf al-Qana’, 1/28).
Adapun menggunakan air zam-zam untuk dimasak, membuat kopi dengan air zam-zam, teh atau minuman hangat lainnya, hukumnya dibolehkan.
Dalam Fatwa yang disampaikan oleh Syaikh Dr. Soleh al-Fauzan, beliau ditanya tentang hukum menggunakan air zam-zam untuk dimasak.
Pertanyaan
هل يجوز استعمال ماء زمزم للطبخ والاغتسال؟
Bolehkah menggunakan air zam-zam untuk dimasak dan dipakai mandi?
Jawab beliau,
لا بأس بذلك ولا مانع من ذلك لأنه ماء مبارك وماء مباح فلا مانع من أن يطبخ منه وأيضا أنه يزال فيه الحدث ويتوضأ به لأنه طهور والحمد لله
Tidak masalah, tidak mengapa hal itu. Karena zam-zam adalah air yang berkah, air mubah. Sehingga tidak masalah dimasak. Juga bisa digunakan untuk menghilangkan hadats dan digunakan untuk berwudhu. Karena air ini mensucikan, wal hamdulillah…
Demikian pula yang disebutkan dalam fatwa Syabakah Islamiyah,
فيجوز غلي ماء زمزم واستعماله في الطبخ ونحو ذلك من أنواع الاستخدام، وإنما الذي لا ينبغي هو امتهانه واستعماله فيما استقذر كإزالة النجاسة ونحو ذلك، وأما شربه والطبخ به فلا حرج فيه فهو طعام وشفاء سقم
Boleh mendidihkan air zam-zam dan digunakan untuk masak atau penggunaan lainnya. Yang tidak boleh adalah menghinakan zam-zam dan menggunakannya pada posisi kotor, seperti menghilangkan najis atau semacamnya. Sedangkan untuk diminum atau dimasak, tidak masalah. Karena zam-zam itu makanan dan obat untuk menghilangkan penyakit. (Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 67118)
Dengan demikian membuat kopi dengan air zam-zam tidak dilarang.
Sumber : www.syariahislam.com
Allahu a’lam.